MASYARAKAT dan KEBUDAYAAN
A. Masyarakat
Manusia dikenal sebagai makhluk sosial, artinya dalam memenuhi kebutuhannya manusia perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Istilah masyarakat ini berakar dari bahasa Arab, yaitu syaraka yang berarti "saling bergaul, ikut serta, atau partisipasi". Istilah masyarakat dalam bahasa Inggris adalah society yang berasal dari bahasa Latin, yaitu socius yang artinya “kawan”. Menurut KBBI, masyarakat merupakan sekumpulan orang yg hidup bersama pd suatu tempat atau wilayah dengang ikatan aturan tertentu atau segolongan orang-orang yg mempunyai kesamaan tertentu. Dari beberapa pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
A. 1. Kelompok Masyarakat
Masyarakat dapat dikelompokan berdasarkan ilmu sosiologi, sejak jaman prasejarah hingga kini – para ahli ilmu sosial membagi kelompok masyarakat ke dalam beberapa kelompok umum, sebagai berikut :
1. Kelompok masyarakat pemburu
Kelompok ini disebut juga dengan pastoral nomadis. Yang mempertahankan hidup dengan cara berburu hewan untuk mengambil hasil buruannya sebagai bahan makanan, bulunya sebagai penutup tubuh (pakaian), serta menyimpan sisanya untuk kebutuhan hidup pada saat musim ingin. Kelompokmasyarakat pemburu sudah tidak ada lagi seiring dengan perkembangan jaman dan canggihnya teknologi.
2. Kelompok masyarakat bercocok tanam
Kelompok masyarakat yang mempertahankan hidup dengan cara bercocok tanam. Disebut pula dengan istilah agrikultural intensif. Kelompok ini juga memiliki sebutan lain yakni masyarakat peradaban. Kelompok masyarakat bercocok tanam atau agrikultural masih bertahan dan eksis hingga saat ini. Dan justru menjadi tulang punggung bagi penyediaan pangan bagi masyarakat luas pada umumnya.
3. Kelompok masyarakat industri
Kelompok masyarakat yang terpisah eranya dengan masyarakat agrikultural. Namun kelompok masyarakat ini masih cukup eksis hingga sekarang. Hanya sedikit mengalami pergeseran norma sesuai dengan norma-norma yang berlaku.
4. Kelompok masyarakat pasca industri
Kelompok masyarakat yang terakhir adalah jenis kelompok masyarakat yang mampu bertahan hidup dengan mengandalkan kemapuan berpikir dan penerapan teknologi yang canggih. Kelompok ini tetap dapat hidup berdampingan dengan kelompok masyarakat industri yang masih sedikit mengacu kepada tatanan masyarakat tradisional. Keadaan yang demikian menurut pakar ilmu sosial dalam ilmu sosiologi dan budaya adalah kelompok masyarakat yang diorganisasikan secara tidak langsung oleh kecenderungan matapencaharian yang mereka lakukan.
B. Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Ada banyak pendapat mengenai kebudayaan, seperti yang diungkapkan oleh E.B.Tylor bahwa kebudayaan adalah komplek yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan lain-lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Adapun menurut Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, yang dimaksud kebudayaan yaitu semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Kedua pendapat di atas kiranya mewakili pendapat yang lainnya karena pada intinya pendefinisian kebudayaan terdiri dari sudut pandang behavioral ‘perilaku’ dan sudut pandang ideational ‘gagasan’. Definisi sudut pandang behavioral melihat kebudayaan sebagai keseluruhan dari cara hidup. Sedangkan sudut pandang ideational melihat kebudayaan sebagai sesuatu yang abstrak, seperti: sistem pengetahuan, rumusan pemikiran, kepercayaan, nilai, dan sebagainya (Mulyawan dan Yahya, 2008:26).
B. 1. Wujud Kebudayaan
Adapula wujud kebudayaan, Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga:
1. Gagasan
Gagasan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh.
2. Aktivitas
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
3. Artefak
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa benda-benda hasil karya manusia. Karena pengertian kebudayaan di atas amat luas sekali, maka selanjutnya .
Koentjaraningrat merumuskan sedikitnya ada 3 wujud kebudayaan :
1. Wujud ide, gagasan, nilai – nilai, moral, peraturan.
2. Wujud kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat
3. Wujud benda – benda hasil karya manusia (koentjaraningrat, 1974).
Wujud pertama adalah wujud ide, sifat, abstrak, tak dapat diraba, lokasinya ada di dalam kepala kita masing – masing. Wujud ide ini baru nampak bila dibuat dalam karangan atau buku – buku hasil karya. Sekarang, kebudayaan ide banyak tersimpan dalam disk, tape, arsip, koleksi micro film, kartu computer, dan lain-lain.
Wujud kedua adalah kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, misalnya manusia melakukan kegiatan berinteraksi, berhubungan, bergaul satu sama lain. Kegiatan-kegiatan tersebut senantiasa berpola menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat istiadat.
Wujud ketiga adalah hasil karya manusia. Wujud ini sifatnya paling kongkrit,nyata, dapat diraba, dilihat dan difoto. Wujud ini tidak perlu banyak keterangan lagi, sebab setiap orang bisa melihat, meraba, dan merasakannya.
Ketiga wujud tersebut apabila dirinci secara khusus kedalam unsur-unsurnya, maka kebudayaan itu sedikitnya ada 7 unsur :
1. Sistem religi dan upacara keagamaan.
2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3. Sistem pengetahuan
4. Bahasa
5. Kesenian
6. Sistem mata pencaharian hidup
7. Sistem teknologi dan peralatan (Koentjaraningrat,1974)
Wujud kebudayaan di atas mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Bermacam-macam kekuatan yang harus dihadapi masyarakat dan anggota-anggota masyarakat, misalnya kekuatan alam, kekuatan di dalam masyarakat sendiri, yang tidak selalu baik bagi masyarakat. Kebudayaan yang merupakan hasil karya, rasa dan cipta masyarakat dapat digunakan melindungi manusia dari ancaman atau bencana. Disamping itu kebudayaan dapat dipergunakan untuk mengatur hubungan dan sebagai wadah segenap manusia sebagai anggota masyarakat. Kemudian, tanpa kebudayaan, manusia tidak bias membentuk peradaban seperti apa kita punyai sekarang ini.
B. 2. Unsur-unsur Kebudayaan
Sosiologi mengklasifikasi tiap kebudayaan menjadi beberapa macam unsur. Unsur- unsur pokok atau besar disebut culture universals, hal ini menunjukan bahwa unsur - unsur tersebut bersifat universal artinya dijumpai pada setiap kebudayaan yang ada dipermukaan bumi ini.
Mengenai unsur – unsur pokok dari kebudayaan tersebut ada beberapa pandangan dari beberapa sarjana. Melvil Le Y. Herskovit mengajukan ada empat unsur pokok dari kebudayaan yaitu :
1. Alat – alat teknologi
2. Sistem ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Sarjana lain yaitu C. Kluck Hohn menguraikan ulasan- ulasan para sarjana mengenai pokok unsur dari kebudayaan dan menyimpulkan pendapat-pendapat para sarjana bahwa menunjukkan adanya tujuh unsur kebudayaan yang dianggap culture universal, yaitu :
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat – alat rumah tangga, senjata, alat – alat produksi, transport, dsb).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dsb).
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, sistem perkawinan)
4. Bahasa (lisan maupun tulisan)
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dsb)
6. Sistem pengetahuan
7. Religi (sistem kepercayaan)
B. 3. Sosiologi budaya
Di dalam kajian sosiologi budaya yang akan selalu dicermati adalah gesekan masyarakat, gagasan terbaru, atau penampilan tokoh. Jadi dalam sifatnya, sosiologi budaya berada dalam produk masyarakat yang fluid, dan bukan produk statis seperti artefak atau karya monumental manusia. Sebagai contoh sederhana, adalah kontroversi yang terjadi mengenai pemerintahan dan sistem kenegaraan. Pihak yang mendukung demokrasi, dengan pihak yang menginginkan absolutisme. Keduanya bertarung dan saling mencari pendukung, tujuannya adalah membangun sesuatu, namun jelas tidak akan pernah terbangun walau hanya satu bentuk yang ajeg. Karena dalam pendapat Hegel filsuf Jerman. Pendapat manusia yang paling canggih sekalipun, akan ada penentangnya. Itulah dialektika. Itulah Sosiologi Budaya.
B. 4. Konflik budaya
Konflik budaya, adalah pertarungan dua prinsip dan pandangan hidup. Tentang apa yang bisa membawa manusia kepada kemakmuran. Namun pertarungan keduanya akan selalu menggerogoti kemakmuran itu sendiri ke titik nol, bahkan menguranginya, dan meninggalkan bangkai-bangkai manusia tanpa dosa di sana sini. Konflik budaya secara fisik, terlihat dalam perang dan penaklukkan demi satu egosentrisme budaya. Seperti yang digambarkan dalam perang antar bangsa di masa lalu, dari perang Persia-Eropa, Perang Romawi di Afrika, Perang Dunia, Perang Amerika, atau masa kolonialisme.
B. 5. Budaya islam
Budaya Islam, adalah budaya memuliakan orang lain. Memuliakan sesamanya, memuliakan dirinya, menghilangkan kepemilikan pribadi kepada Tuhan. Semuanya untuk ibadah. Muslim yang sempurna, dalam tuturan Matsnawi karya rumi, disadur oleh Nietszhe filsuf Jerman, sebagai Uberman. Manusia super. Dan seorang Muslim wajib untuk mengejar tingkatan itu, dengan caranya masing-masing. Hasilnya adalah perubahan bumi 16 abad ini dengan segala kebaikannya. Ditemukan angka nol, ditemukan formulasi biner matematika, astronomi, kedokteran, arsitektur, sastra, fisika, kimia, biologi, teologi, hukum, dan semua kemuliaan amalan lain yang bisa diperas dari seorang anak manusia. Semua semata karena Ibadah kepada Tuhan seru sekalian alam. semua budaya diyakini memiliki nilai kepada kesetimbangan hidup dan peradaban manusia, kecuali perang. Perang pun hasil budaya, namun budaya yang tanpa nilai, justru menghabiskan dan menggerus nilai sampai habis. Kebalikan perang adalah damai. Manusia selalu mencari kesempatan untuk mengisi dirinya dengan hal-hal yang dalam keyakinannya bermanfaat di masa damai.
B. 6. Nilai budaya
Nilai budaya terdiri dari dua hal yang saling anakronistik bertolak belakang. Dan masing-masing tidak ada yang mutlak paling unggul satu dan yang lainnya, karena manusia hanya bisa berikhtiar. Dan pemikiran yang baru akan selalu diperbaharui. Yang bertolak belakang itu adalah kebaikan dan kejahatan. Budaya ada yang dipandang baik, dan ada yang dipandang buruk. Baik atau buruknya sesuatu rumusnya sederhana. Apakah menyakiti manusia atau tidak. Rasa sakit adalah cermin keburukan, sementara rasa yang nyaman adalah kebaikan.
C. Masyarakat dan Kebudayaan
Masyarakat dan kebudayaan layaknya dua sisi uang logam, tidak dapat dipisahkan. Masyarakat sebagai sekumpulan manusia yang saling berinteraksi tentunya akan menghasilkan suatu ide atau karya yang selanjutnya disebut budaya atau kebudayaan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa masyarakat tanpa kebudayaan akan mati atau statis. Sedangkan, kebudayaan tidak akan muncul tanpa adanya masyarakat.
Oleh karena masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan, maka kebudayaan bersifat universal. Kebudayan universal adalah kebudayaan yang dapat dijumpai di mana saja. Kebudayaan universal merupakan unsur-unsur pokok daripada kebudayaan yang oleh C. Kluckhohn dibagi menjadi tujuh unsur:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, dll).
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
3. Sistem kemasyarakatan (sistem hokum, organisasi polotik, dan sebagainya).
4. Bahasa (lisan atau tulisan).
5. Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dll).
6. Sistem pengetahuan.
7. Religi (sistem kepercayaan).
D. Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Fungsi kebudayaan bagi masyarakat sangat besar. Hal ini disebabkan ada dua aspek, yaitu :
1. Bermacam-macam hakikat yang harus dihadapi oleh masyarakat dan anggota-anggota masyarakat misalnya kekuatan alam sekitar dan kekuatan-kekuatan dalam masyarakat itu sendiri.
2. Manusia dan masyarakat memerlukan kepuasan baik dibidang spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar harus dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan mengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat, menentukan sikapnya kalau berhubungan dengan orang lain. Menurut Ferdinand Tonnies kebiasaan mempunyai tiga arti yaitu :
1. Dalam arti yang menunjukkan pada suatu kenyataan yang bersifat obyektif. Misalnya kebiasaan bangun pagi, tidur pada siang hari,dsb. Artinya bahwa seseorang biasa melakukan perbuatan-perbuatan tadi masuk dalam tata cara hidupnya.
2. Dalam arti bahwa kebiasaan tersebut dijadikan norma bagi seseorang, norma-norma diciptakannya untuk dirinya sendiri. Dalam hal ini maka orang yang bersangkutanlah yang menciptakan suatu perilaku bagi dirinya sendiri.
3. Sebagai perwujudan kemauan atau keinginan seseorang untuk buat sesuatu.